SEPTEMBER 6, 2012
“Bila anda ngantuk, tak sempat ngopi… ambil saja Kopiko, permen kopi Kopiko…” jinggle tersebut mungkin sudah tak asing lagi di telinga anda. Ya, bila anda ngantuk anda tak usah repot membuat kopi, cukuplah ngemut permen Kopiko sebagai gantinya. Permen Kopiko kini bukan hanya dapat dinikmati di Indonesia, tapi juga di luar negeri.
Perusahaan makanan dan minuman dalam kemasan, PT Mayora Indah Tbk (MYOR), berhasil memasuki pangsa pasar Afrika. Ekspor yang semakin meningkat membuat perseroan mempertimbangkan untuk membangun pabrik baru di luar negeri.
“Kami sudah jajaki sejak awal tahun ke Nigeria, sekarang kami sudah mulai ekspor produk permen Kopiko ke sana,” ujar Tony Sumantri, Direktur Operasional dan penjualan Mayora Indonesia (30/8).
Perseroan penghasil produk kopi instan torabika ini mengaku telah memasukkan barangnya hampir ke 85 negara tahun ini. Bahkan sejak tahun ini perseroan telah berekspansi ke negara-negara Timur Tengah, dan Afrika.
Anda bisa menemukan Kopiko, antara lain di China, India, Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Nigeria, Myanmar, Kamboja, Laos, Timor Leste, Lebanon, Saudi Arabia, Polandia, Iran, Jepang, Hongkong, Papua Nugini, Latvia, Estonia, Inggris, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Lithuania, Rusia, Australia, Selandia Baru, Fiji, Kanada, Irak, Syria, Jordania, Bahrain, Spanyol, Kuwait, Qatar, Oman, Pakistan, Bangladesh, Maldives, Taiwan, Korea Selatan, Portugal, Belanda, Jerman, Swedia, Belarusia, Afrika Selatan, Madagaskar, Mauritius, Kenya, Ghana, dan Italia.
Tahap awal yang telah dilakukan perseroan adalah mengekspor produk candy Kopiko. Hal ini disebabkan animo masyarakat wilayah Afrika Barat itu cukup tinggi mengkonsumsi kopi. “Produk Kopiko kami cukup kuat dan dikenal di sana sebagai produk permen kopi pertama di dunia,” ujar Tony.
Hingga kini sebesar 35 persen produk yang dihasilkan perseroan ditujukan pasar ekspor, sementara sisanya masih didominasi pasar domestik.
Direktur Keuangan Mayora, Hendrik Polisar, mengatakan bahwa ekspansi pasar ekspor ke Nigeria diharapkan dapat meningkatkan penjualan perusahaan. Tahun ini perseroan menargetkan penjualan dari pasar Nigeria sebesar US$ 10 juta. “Kita berharap terus tumbuh tiap tahunnya,” ujar Hendrik.
Ia menambahkan untuk meningkatkan produktivitas, tahun ini perseroan telah memulai pembangunan pabrik baru di wilayah Tangerang. Total anggaran yang dikucurkan untuk pembangunan itu mencapai Rp 450 miliar. Semua anggaran yang digunakan berasal dari obligasi.
Tahun ini perseroan berhasil menerbitkan obligasi sebesar Rp 750 miliar, rinciannya obligasi korporasi sebesar Rp 500 miliar sedangkan sisanya obligasi syariah Rp 250 miliar.
Tahun ini perseroan menargetkan penjualan hingga Rp 11,4 triliun. Angka ini naik dari realisasi penjualan tahun lalu sebesar Rp 9,5 triliun. Hingga sementara pertama tahun ini, perseroan berhasil membubuhkan penjualan sebesar Rp 5,4 triliun. “Sisanya kami optimistis bisa diraih di semester kedua,” ujar Hendrik.
Ia menyatakan dalam lima tahun terakhir perseroan mengalami kenaikan penjualan sebesar 35,2 persen. Angka itu cukup positif di tengah persaingan cukup ketat. Sementara laba bersih yang sudah diraih mencapai Rp 350 miliar dari Rp 630 miliar yang ditargetkan perseroan tahun ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar