Selasa 31 Juli 2018 14:06 WIB
JAKARTA – Manisnya biskuit Mayora berbuah manis terhadap pencapaian kinerja PT Mayora Indah Tbk (MYOR) di paruh pertama tahun ini. Di mana emiten produsen makanan ini mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp10,82 triliun atau naik 15,19% dari Rp9,39 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Perseroan menjelaskan, kenaikan penjualan bersih didorong oleh penjualan lokal yang tercatat tumbuh 6,25% yoy menjadi Rp5,97 triliun hingga akhir Juni 2018. Penjualan ekspor bahkan tumbuh lebih tinggi yakni 28,4% yoy menjadi Rp4,85 triliun. Namun, perseroan mengalami kenaikan beban pokok penjualan sebesar 10,38% yoy menjadi Rp8,04 triliun dari sebelumnya Rp7,28 triliun. Ini seiring dengan kenaikan beban pokok produksi 10,2% yoy menjadi Rp8,07 triliun.
Kendati demikian, MYOR memperoleh laba dari selisih kurs mata uang asing yang cukup signifikan, yaitu senilai Rp156,12 miliar, setelah tahun lalu justru mencatatkan kerugian Rp5,71 miliar. Penghasilan bunga MYOR juga naik 34,9% yoy menjadi Rp22,02 miliar, dari sebelumnya Rp16,32 miliar. Alhasil, MYOR tetap mampu membukukan laba bersih sebesar Rp735,87 miliar, atau tumbuh 34,32% dari sebelumnya Rp547,83 miliar. Dengan demikian, laba per saham MYOR juga terkerek menjadi Rp33 per saham, dari sebelumnya Rp25 per saham.
Adapun, hingga akhir Juni 2018, MYOR memiliki aset sebesar Rp16,52 triliun, naik 10,7% yoy dari sebelumnya Rp14,92 triliun. Aset terdiri dari jumlah ekuitas dan liabilitas yang masing-masing sebesar Rp9,03 triliun dan Rp7,49 triliun. Tahun ini perseroan menargetkan penjualan sebesar Rp22,9 triliun atau meningkat 10,3% dibanding perolehan pada tahun sebelumnya sebesar Rp20,81 triliun.
Kemudian untuk mencapai target penjualan tahun ini, perseroan akan menjalankan beberapa strategi berupa intensifikasi program marketing dan juga peningkatan kapasitas produksi.“Kita konsisten jalankan Mayora marketing way, ada empat hal yang akan kita jaga. Pertama produknya harus acceptable, kemudian harganya terjangkau. Kita juga jaga distrubusi dan awareness. Setiap tahun dipertajam agar lebih baik lagi,”kata Andre Sukendra Atmadja, Direktur Utama MYOR.
Sedangkan, dalam hal peningkatan kapasitas pabrik akan diwujudkan dalam bentuk perluasan fasilitas produksi dan penambahan kapasitas produksi di pabrik yang telah ada. “Kami akan terus berinovasi dan memperbesar pasar agar lebih luas untuk mencapai target pertumbuhan secara berkesinambungan dan memantapkan posisi kami sebagai produsen makanan dan minuman olahan,” jelasnya.
Sebelumnya dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi, perseroan membeli aset tanah yang berada di Balaraja, Banten yang saat ini dimiliki oleh PT Tedjopratama Mandirigemilang dan PT Lubuk Permata. Tanah ini akan dibangun pabrik baru untuk menambah 3 line produk biskuit dan 15 line produk wafer. Disebutkan, luas tanah yang dibeli MYOR seluas 51.406 meter persegi yang dimiliki PT Tedjopratama Mandirigemilang dan 987 meter persegi yang dimiliki oleh PT Lubuk Permata. Kedua aset tanah ini akan dibeli oleh MYOR sebesar Rp61,3 miliar menurut nilai penilaian dari penilai properti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar