Jumat, 26 April 2019

Mayora Bidik Pertumbuhan Ekspor 20%


Jakarta – PT Mayora Indah Tbk (MYOR) menargetkan kenaikan ekspor 20% pada tahun 2019. Pemasaran akan difokuskan di kawasan Asean, mengingat kontribusinya mencapai 70% dari total ekspor Mayora.
"Di Asean, Mayora akan fokus di 4 negara besar, yaitu Filipina, Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Dari keempat negara itu, Filipina dan Vietnam yang paling bagus pertumbuhannya, dengan produk yang pertumbuhannya bagus adalah kopi dan biskuit," kata Regional Managing Director for Asean PT Mayora Indah Maspiyono di Jakarta, Selasa (8/1).
Maspiyono menambahkan, pihaknya juga mulai serius menggarap tiga pasar di Asean, yakni Myanmar, Kamboja dan Laos. "Kami sudah masuk ke sana, tapi pelan-pelan. Myanmar dan Kamboja kira-kira sudah cukup lama, hampir 7-10 tahun lalu. Kalau Laos baru tahun lalu kami masuk," terang dia.
Dalam pengembangan ekspor ini, menurut dia, Mayora akan terus mengeluarkan produk-produk baru dan membangun brand dengan investasi di pemasaran. Selain itu, pihaknya terus menggali kemungkinan untuk melakukan akuisisi.
Ekspor Mayora, lanjut dia, tidak terdampak pada fluktuasi nilai tukar rupiah pada dolar Amerika Serikat (AS). Ini karena ekspornya dilakukan dalam bentuk mata uang lokal (local currency) negara tujuan ekspor. "Jadi tergantung local currency dengan negara-negara itu ke rupiah, bukan dolarnya. Tapi secara umum kalau dolar membaik ya lebih nyaman," ujar dia.
Terkait e-commerce, Maspiyono menjelaskan, pihaknya terus mengkaji untuk mengembangkan perdagangan secara elektronik ini. "Kami masih bersifat learning. Jadi kami pelajari terus dan monitor, karena memang untuk saat ini kontribusi dari e-cormmerce masih kecil sekali. Kami akan lebih optimalkan lagi dari segi komunikasi dan promosi," kata dia.
Di bisnis ini, lanjut dia, Mayora juga mempunyai perusahaan di Tiongkok, karena pesatnya perkembangan e-commerce di Negara Tirai Bambu itu. Namun seperti di Indonesia, kontribusinya ke Mayora masih rendah sekali.
"Sampai sekarang yang bagus masih elektronik, fashion, dan sepatu. Tetapi, kalau makanan dan minuman, serta consumer goods sampai hari ini dampaknya masih kecil sekali," ujar dia.
Mayora, terang dia, akan tetap fokus untuk mengembangkan pasar tradisional seperti retail. Maspiyono menyebutkan, terdapat 2 juta lebih toko retail atau warung-warung di Indonesia, tetapi Mayora dan Indofood baru menyerap 30%nya atau sekitar 400-500 ribu toko. "Jadi masih banyak outletyang belum digarap. Itu real langsung jualan," terang dia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar