Jumat, 26 April 2019

Produk Mayora Indah Memimpin Pasar, Kinerja 2018 Berpeluang Tumbuh

Kamis, 21 Juni 2018 / 20:22 WIB


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan produk makanan dan minuman jadi kunci pertumbuhan kinerja PT Mayora Indah (MYOR). Analis memproyeksikan kinerja MYOR masih bisa tumbuh lebih baik seiring dengan produk makanan dan minuman MYOR yang jadi pemimpin pasar.
Hingga kuartal I 2018, MYOR berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 8,7% menjadi Rp 5,4 triliun. Sementara, laba tahun berjalan naik 30% menjadi Rp 478 miliar.
Analis PT Indo Premier Sekuritas Putri Tobing mengatakan, produk minuman kopi menjadi penyokong pertumbuhan penjualan MYOR. Ia mencatat, penjualan di segmen kopi naik selama beberapa kuartal. Di kuartal I 2018, penjualan produk minuman kopi naik 9,7%.

"Strategi MYOR meluncurkan berbagai varian minuman kopi ketika kompetitor sibuk menurunkan harga melalui promosi telah menghasilkan pertumbuhan kuat pada penjualan kopi MYOR," kata Putri, Rabu (20/6) dalam riset 20 Juni 2018.
Putri berharap penjualan segmen kopi akan tetap kuat dan tumbuh sebesar 14,2% hingga akhir 2018. Sedangkan di semester dua tahun ini, Putri memperkirakan harga jual minuman kopi bisa naik 4%-5%. 

Namun, Putri memproyeksikan persaingan ketat di segmen biskuit atau kue kering bisa membatasi potensi pertumbuhan kinerja MYOR, meski mendapat sentimen positif karena Lebaran. "Persaingan segmen biskuit mungkin menahan pertumbuhan di segmen pengolahan makanan MYOR yang menyumbang 53,8% dari keseluruhan pendapatan di kuartal I 2018," jelasnya.

Mengutip data Euromonitor, Putri mengatakan, Nabati Group dengan biskuit keju naik peringkat di urutan kedua, sedangkan biskuit MYOR jadi di urutan ketiga. "Kami melihat pertumbuhan di segmen pengolahan makanan bisa turun menjadi 12,2% dari 16,2% CAGR selama 2012-2017," perkiraannya. Sementara, Kepala Riset Narada Aset Manajemen Kiswoyo Adi Joe mengatakan, mayoritas produk MYOR menjadi pemimpin pasar di bidangnya seperti, Kopiko, Energen dan Bembeng.

Kiswoyo optimistis, hingga akhir tahun ini, MYOR bisa mencatatkan pertumbuhan 10% pada pendapatan dan laba bersih. Hal ini didukung dari porsi ekspor MYOR yang paling besar di antara emiten sektor konsumer lainnya. "Ibaratnya kalau konsumsi dalam negeri sedang melemah, MYOR masih tertolong oleh ekspornya," katanya.

Selain itu, Kiswoyo memproyeksikan hingga akhir tahun ini kemampuan daya beli masyarakat tidak akan menurun karena disokong adanya perhelatan Pilkada dan Asian Games 2018. Bahkan, Kiswoyo optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,2%. Dengan kinerja MYOR saat ini, menurut Kiswoyo tidak banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi. "Harus mempertahankan market share saja, jangan sampai tergerus karena mulai banyak muncul merek," kata Kiswoyo.

Dari sisi margin, Putri mengamati MYOR bisa dapat katalis positif karena harga komoditas utama bahan baku MYOR, yaitu gula dan biji kopi robusta cenderung menurun masing-masing 17% dan 2,5% secara year to date hingga 20 Juni 2018.
Penurunan harga bahan baku bisa menimbulkan potensi kenaikan di level margin kotor. Namun, katalis positif tersebut nyatanya masih diimbangi dengan katalis negatif dengan kenaikan harga gandum sebesar 25%. Putri merekomendasikan hold saham MYOR dengan target harga Rp 3.200 per saham. Sementara Kiswoyo merekomendasikan buy di target harga Rp 3.500 per saham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar